DAILY WORDS, JUMAT, 14 NOVEMBER 2025
PEKAN BIASA XXXII– TAHUN C
BY RP. PIUS LAWE, SVD
BACAAN I : KEB 13: 1 – 9
MAZMUR : MZM 19: 2 – 3. 4 – 5
INJIL : LUK 17: 26– 37
@ Pagi-pagi buta! Saya dibangunkan oleh pilot Batik Air, menginformasikan jika kami sudah hampir landing di Eltari International Airport of Kupang. Dengan perlahan saya membuka kaca jendela pesawat. Saya terpukau, kagum, bahkan speechless saat memandang ke arah sinar mentari yang sedang merekah, membelah fadjar pagi di Kota Karang yang kelihatan cerah dari atas pesawat namun sesungguhnya sedang mendung dibalut gerimis hujan dan kabut. Penduduk kota tentu sudah mulai bersiap-siap ke tempat kerja, dan mungkin saking sibuknya, lupa untuk berhenti sejenak dan menikmati udara pagi dengan warna fadjar yang merona merekah. Mungkinkah penduduk jagat ini mendengar ajakan Pemazmur hari ini untuk menceritakan KEMULIAAN ALLAH yang sedang dialami bahkan lewat kejadian-kejadian alam yang mungkin dirasa dan dianggap sederhana, biasa, namun sesungguhnya great – luar biasa – amazing !!
@ Ya, sejujurnya, penerbangan pagi ini dari Jakarta ke Kupang dengan Batik Air sungguh sangat menyenangkan. Tidak ada satu turbulence-pun yang kami alami sejak taking off hingga setelah landing . Secara pribadi, saya bersyukur kepada Tuhan atas segala karyaNya yang agung. Dalam doa singkat sebelum taking off, saya memohon kepada Tuhan supaya membungkus kuat badan pesawat hasil rancangan manusia yang terbatas, memandu sang pilot dengan Roh Kudus, dan melindungi semua yang menumpang dengan balutan kasih-Nya. Dan itu sungguh kami alami. Pengalaman rohani yang sederhana ini, coba saya hadapkan dengan kritikan dari Kitab Kebijaksanaan atas orang-orang sombong semisal para para agnostic/atheis yang mata hatinya tertutup atas karya Allah di dalam hidup. Dan untuk saya yang senantiasa menikmati keindahan dan segala keajaiban yang Allah selenggarakan di dalam hidup, hendaknya saya lebih mendekatkan diri dengan Sang Pencipta. Penulis kitab Kebijaksanaan mengeritik sikap agnostic/keraguan manusia yang sombong dan tidak mau mengakui adanya Allah sebagai pencipta segalanya dengan menulis, “ Sebab jika mereka mampu mengetahui sebanyak itu, sehingga dapat menyelidiki jagat raya, mengapa mereka tidak terlebih dahulu menemukan PENGUASA semuanya itu?”
@ Pertanyaan kritis dari Penulis Kitab Kebijaksanaan senada dengan peringatan dari Yesus kepada murid-murid-Nya supaya lebih berwaspada terhadap tanda-tanda jaman. Yesus mengingatkan para pengikut-Nya termasuk kita semua, agar dapat belajar dari pengalaman orang-orang pada zaman Nuh dan pada zaman Lot. Mereka semua terbuai dengan segala macam tawaran dunia yang menggiurkan dan bahkan meninabobokan. Pada akhirnya, manusia hancur lebur oleh kelengahannya sendiri. Pada point ini, saya secara pribadi juga akhirnya menyadari bahwa saya sedang dininabobokan dengan segala teknologi mutakhir baik transportasi (darat-laut-udara) maupun komunikasi (internet, gadget, platforms, digital, etc.). Sadar atau tidak sadar, semua kemajuan mutakhir ini telah mengurangi perhatianku pada sahabat di samping kiri dan kananku, baik di kereta api, pesawat, rumah makan, dll. Komunikasi interpersonal face to face hilang lenyap. Kalau dengan manusia saja saya sudah mulai “apatis” apalagi dengan Sang Pencipta?? Kita saling mendoakan, semoga kita tidak membiarkan HANYA LANGIT SAJA yang menceritakan KEMULIAAN ALLAH. Kita juga mestinya berbuat demikian setiap saat dan dimanapun kita berada. Pertanyaan kunci: APAKAH SAYA SELALU MEMBANGUN HUBUNGAN PRIBADI dengan DIA? Dan APAKAH SAYA SELALU MENYADARI KEHADIRANNYA dalam setiap peristiwa alam dan setiap interaksi yang saya alami? Kalau YA, tentunya saya dapat bersama LANGIT MENCERITAKAN KEMULIAAN ALLAH . Have a great day filled with love and mercy. My warm greetings from Eltari Internation Airport of Kupang – ready to take off for my next destination …padrepilaweterengsvd🙏🏽🙏🏽🙏🏽🙏🏽🙏🏽🙏🏽🙏🏽🙏🏽🙏🏽🙏🏽
