Hari Minggu Biasa XXXIII
Mal. 4:1-2a; Mzm. 98:5-6,7-8,9a,9bc; 2Tes. 3:7-12; Luk. 21:5-19
Minggu, 16 November 2025
Kesadaran iman yang patut dipegang oleh setiap orang kristiani adalah beriman tidak selalu menempuh jalan lurusdan tenang. Tantangan, ancaman, ejekan, godaan akan selalumendampingi perjalanan hidup beriman. Yesus dalam injilmengingatkan para murid: “dan kamu akan dibenci semuaorang oleh karena nama-Ku” (Luk. 21:17). Penegasan inimenyadarkan kita bahwa, tantangan dalam beriman kepadaKristus adalah sesuatu yang biasa dan umum terjadi. Yesussendiri sudah mengalami jalan ini. Karena ketaatan-Nya pada kehendak Allah Bapa, maka Dia menderita sengsara, dan wafat. Dia ditolak, dihina, diancam, diludah, dicambuk secarakeji. Yesus melewati jalan salib; jalan penderitaan. Yesus yang adalah Tuhan saja menderita, apalagi kita para pengikut-Nya. Untuk itu, beriman kepada Tuhan pasti melewati via dolorosa; jalan penderitaan.
Namun apakah kita putus asa dan meninggalkan iman? Kesabaran merupakan cara untuk menghadapi tekanan-tekanan iman. Kesabaran adalah bentuk kasih. Yesus bahkanmenasehati kita untuk mencintai orang-orang yang membencikita. Paus Fransikus dalam enskilik Amoris Laetitia berkata, “menjadi sabar bukan berarti membiarkan orang-orang menganiaya diri kita terus-menerus, atau membiarkanpenyerangan fisik, atau mengizinkan orang-orang memperlakukan kita sebagai objek”. Menjadi sabar berartitidak membiarkan diri disulut oleh amarah dan dendam. Kejatahan dibalas dengan kejahatan justru akan tidak pernahmenyelesaikan masalah; membalas kebencian dengankebencian justru akan menghancurkan kehidupan iman. Hal ini memang tidak mudah, tetapi inilah semangat imanKristiani.
Yesus berkata, “Tetapi tidak sehelaipun dari rambutkepalamu akan hilang. Kalau kamu tetap bertahan, kamu akanmemperoleh hidupmu” (Luk 21:18-19). Orang yang bersabardalam iman bukanlah sebuah kelemahan tetapi kemenangandan tanda kekuatan sejati (Gaudete et Exultate, art. 113).Mungkin sebagian orang berpikir bahwa bersabar dalam imanadalah sebuah kebodohan. Bagi kita orang Kristiani, bersabardalam tekanan iman adalah sebuah kemenangan. Dalamkesabaran inilah kita memenangkan banyak hal. Kesabaranmembantu kita untuk makin dekat dengan Tuhan karenamelalui kesabaran kita tidak membiarkan diri untuk jatuhdalam dosa yang sama yang dibuat oleh para pembenci, pencemooh, dan penghina iman kita. Kesabaran membantukita untuk melihat dengan jernih perjalanan hidup iman kita. Kalau kita tidak sabar, cenderung bereaktif, dan tergesah-gesah membalas kebencian, kita bisa saja ceroboh dan salah mengambil keputusan. Kesabaran menuntuk kita untukmampu menemukan kebijaksanaan Ilahi bagi perjalan kita.
Dalam konteks pendidikan gereja bagi kaum miskin, Paus Leo XIV juga berbicara tentang kesabaran. Paus katakanbahwa sebuah pendidikan yang memerlukan kedekatan, kesabaran, dan kelemahlembutan. Kesabaran (termasukkedekatan, kelemahlembutan), membentuk hati yang baik, mengajarkan orang berpikir baik, dan mempromosikanmartabat. Kemanusiaan kita akan terbentuk bila kita sabar. Orang yang tidak sabar, dan cenderung bersikap kasar dan membalas kejahatan dengan kejahatan justru menghancurkanmartabat diri, sebagai manusia maupun sebagai orang beriman. #novlymasriat.
